STRUKTUR ATAP
STRUKTUR ATAP
Gambar : Atap Gergaji
Gambar : Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter
d. Bentang 20 Meter
Gambar : Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Untuk bisa menghemat biaya gedung-gedung dengan desain atap yang mempunyai bentang bebas yang besar maka perpaduan antara baja konvensional dengan atap kayu atau atap baja ringan. Melihat venomena saat ini perpaduan atap baja konvensional dengan atap baja ringan sudah umum dilaksanakan dan ini merupakan solusi paling ideal untuk bangunan-bangunan dengan bentang bebas yang besar dan memakai atap genteng.
Untuk
rumah-rumah yang umum saat ini pemakaian atap baja ringan sudah jamak dilakukan
sebab saat ini material kayu juga sudah susah ditemukan yang dengan kualitas
yang baik. Dan harga kayu saat ini sudah sangat mahal. Dengan harga yang selisih
tidak jauh antara atap baja ringan dengan atap kayu maka pemilihan atap baja
ringan merupakan solusi paling menguntungkan
SUMBER : http://ahluldesigners.blogspot.com/2012/05/struktur-atap.html
1. PENGERTIAN ATAP
Atap
merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada
dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah
diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si
perencana (arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang
paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang
memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus
mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan
mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai penutup seluruh ruangan
yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin
dan binatang buas serta keamanan.
Atap
merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.
Struktur
atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur
penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung
oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk
dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui
kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah
sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan
bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung
bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan
kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Atap rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah karena berada di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan.
Untuk
konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian
utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup
atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari
kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke
dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Struktur
atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan
denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah
terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau
layout rumah pada lantai dua. Archdesg-G
2. PEMBAGIAN STRUKTUR ATAP
2.1 Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun atap:
1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
2. penutup atap (genteng,polikarbonat);
3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
A. Struktur Atap
Struktur
atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari
atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka
atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja)
secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton.
Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng.
Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai
dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang
rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya
untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-kuda
disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan
dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1. struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2. kuda-kuda dan rangka kayu
3. struktur baja konvensional
4. struktur baja ringan
Atap dan bagian-bagiannya
1. jurai dalam
Jurai
dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan kedalam.
2. jurai luar
Jurai
luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan ke luar.
3. bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah bangunan.
4. Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5. Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.
6. Reng
Komponen
atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya.
Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup
atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur
jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng
tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi
genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.
B. Penutup Atap
Penutup
merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga
terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai
pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua
faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan
faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari
penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi
kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
C. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
1. Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
2. Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
2.2 Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim
Atap
dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan
lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang
bentuk dan konstruksi atap/bangunan.
Keberadaan
atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang
melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh
karena itu,sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya
tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim
perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis
material,bentuk/ukuran,dan teknik pengerjaan.
A. Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap
Penentuan
material tergantung pada selera penghuni,namun harus tetap memerhatikan
prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat,presisi,cukup ringan,dan
tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban
yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu:
1. beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan penutup atap),
2. beban angin tekan dan angin hisap,dan
3. beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan).
Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.
B. Bentuk & ukuran
Dibandingkan
hujan dan panas,angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi
menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara
lain:penutup atap yg terbang,gording terlepas,kuda-kuda terangkat,dan
kolom kayu bergeser atau terangkat.
Atap
yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala
arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh
pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi
bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih
ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan.
Kemiringan atap yang memberikan beban angin yg rendah adalah antara
10°-30°. Untuk sudut yang lebih besar dari dari 30°,perlu kekuatan yg
lebih baik dan penutup yg sesuai.
C. Teknik Pengerjaan
Penutup atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording dengan paku paling sedikit 6 paku tiap 1 m2.
Penutup
atap genteng harus diikat dengan kawat tiap 5 jalur genteng, sedangkan
untuk genteng yang ada lubangnya dapat dipakukan ke reng.
Pengerjaan
atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik yang
mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini
harus diikuti.
1. Bentang Maksimal
Setiap
jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja
memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja
atau kayu,dapat disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan
dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
2. Teknik Sambungan
Kekuatan
sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus
diperhatikan. Misalnya,kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka
penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
Ada 2 metode menyambung kayu,yaitu :
Ø Baut
(tanpa plat/dengan plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepat agar
kayu tidak pecah ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan
struktur yang akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.
Ø Paku dimensi paku disesuaikan dengan dimensi kayu,yakni 2x ketebalan kayu yg disambung.
3. Pemasangan
Kerapian
pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng, maka jarak
reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa
contoh pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai
dalam, yaitu terdapatnya sambungan tekuk ke bagian dalam; susunan atap
yang tidak berpresisi; atau bidang atap yang bergelombang akibat dari
pemasangan reng yg tidak rapi. Semua ini mengakibatkan munculnya
gangguan pada atap dan mempengaruhi kekuatan atap.
4. Keawetan material
Awet
atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca
dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
struktur. Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan
terlihat masih utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka,untuk
menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan teknik perlindungan terhadap
material bangunan. Contohnya,sebelum digunakan kayu harus diberi
treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu. Bahan dari metal
biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi material
dari korosi atau karat.
2.3 Bentuk Atap Berdasarkan Kemiringan
1. Atap Datar (Kemiringan 0°- 4°)
Karakter:
Ø Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
Ø Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat)
Ø Ruangan
cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan bahan metal
(mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung
dialirkan kedalam ruang);
Ø Ada 2 jenis penutup, yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran panasnya lebih tinggi.
2. Atap Miring, (tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan)
Karakter:
Ø Konstruksi atap lebih rumit;
Ø Membutuhkan jumlah material yang lebih banyak;
Ø Ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
Ø Pilihan
bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti
beton,bitumen,kayu keras (sirap),dan lembaran baja tipis yang dibentuk
seperti genteng;
Ø Pilihan model atap:pelana,perisai,kerucut,kombinasi beberapa tipe.
3. BENTUK MODEL ATAP
Bentuk
atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk
atap yang banyak terdapat adalah :
1. Atap Datar
Model
atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap
datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang
bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari
asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa
mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan
yang cukup.
Gambar : Atap Datar
Modelnya
bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras.
Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini
paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran.
Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan
ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu
panas.
2. Atap Sandar
Model
atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga
dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model
atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.
Gambar : Atap Sandar
|
3. Atap Pelana
Bentuk
atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun –
bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua
sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.
Gambar : Atap Pelana
|
Atap
ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena
pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran.
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu
pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan
antara 30 sampai dengan 45 derajat.
4. Atap Tenda
Model
atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya,
sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari
empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang
atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.
Gambar : Atap Tenda
|
5. Atap Limas (perisai)
Atap
berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada
satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan
atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium
dan dua dua bidang berbentuk segitiga.
Bentuk
atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua
bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya
berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.
6. Bentuk Atap Kombinasi Pelana+Perisai.
Bentuk
atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan
perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap
tenda patah atau atap joglo.
Gambar : Atap Kombinasi Pelana+Perisai
7. Atap Mansard
Bentuk
atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat
bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan
rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh
pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.
8. Atap Menara
Bentuk atap
menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih
tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada
bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.
Gambar : Atap Menara
|
9. Atap Piramida
Model
atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk
denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.
Gambar : Atap Piramida
|
10. Atap Minangkabau
Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.
Gambar : Atap Minang
|
11. Atap Joglo
Model
atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya
seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan
Jawa Barat.
Gambar : Atap Joglo
|
12. Atap Setengah Bola (Kubah)
Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
13. Atap Gergaji
Model
atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik,
gudang atau bengkel.
4. JENIS-JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap
jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan,
kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis material
atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Atap Sirap
Penutup
atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri)
ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang
digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan
hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.
2. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah
liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng
menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan
mengikat.
Seiring
waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya
biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.
3. Atap Genteng Keramik
Material genteng ini berbahan dasar tanah
liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi
permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam
untuk melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun.
Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.
4. Atap Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah
tradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan
pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai
pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama,
tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga 40
tahun.
5. Atap Seng
Atap
ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi,
kata 'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan
selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap
akan mulai berkarat dan bocor.
6. Atap Dak Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah
modern minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini
dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur
pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran
pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan
waterproof pada bagian atasnya.
7. Atap Genteng Metal
Atap
ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada
balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak
jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
8. Genteng Aspal
Material
genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran
lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model
yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks
yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang
pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.
9. Atap Polikarbonat
Atap
ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan.
Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan
ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai
pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan
mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.
10. PVC (Polyvinyl Chloride).
Banyak
digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu
lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari
polycarbonate.
11. Aluminium.
Umumnya
yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki
kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan
mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.
12. Beton Bertulang.
Atap
beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi,
dan pada rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu
yang akan datang atau biasa disebut dengan model rumah mengambang atau
rumah tumbuh. Archdesg-G
5. KONSTRUKSI KUDA-KUDA
Konstruksi
kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban
atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk
pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
- Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter
- kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
- Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter.
- Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada
dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang
selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta
bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain
akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang
bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda
diletakkan diatas dua struktur beton/baja selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal
maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja (
dalam perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima
beban tapi hanya sebagai beban )
Beban-beban yang dihitung adalah :
- Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung )
- Beban hidup ( angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap ).
Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :
a. Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
Gambar : Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter
b. Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Gambar : Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter
c. Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu
Gambar : Kuda-Kuda Bentang 20 Meter
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku
Gambar : Kuda-Kuda Baja Profil Siku
f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF
6. STRUKTUR ATAP KAYU
6.1 Konstruksi Atap Kayu
Atap
dengan konstruksi kuda kuda kayu termasuk paling banyak digunakan di
negeri kita. Selain karena material kayu yang sangat mudah didapatkan di
toko toko material, konstruksi kayu juga dikuasai oleh tukang tukang
lokal. Konstruksi kayu yang dipakai di kebanyakan bangunan di Indonesia saat ini, tekniknya didapatkan dari bangunan bangunan kolonial Belanda?
Konstruksi kayu model Belanda ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Gambar : Konstruksi Kayu Yang Diadaptasi Dari Sistem Konstruksi Kayu Dari Belanda
Konstruksi kayu ini terdiri dari:
a. Kuda-kuda
Kuda-kuda
terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di
bagian bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang
tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya
tekan.
Prinsip
dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya
kepada kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga
bertangkup merupakan bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah berubah
bentuk.
Dalam
menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau,
masing-masing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik)
membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut kemiringan atap, makin mudah
beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan atap tersebut
sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat.
b. Gording, usuk dan Reng
Gording
adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda. Gording
menahan beban dari kayu usuk dan reng sebagaimana bisa kita lihat pada
gambar ilustrasi diatas. Usuk menahan kayu reng. Kayu reng menahan atau
menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya.
Usuk
dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap
menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk
dan reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording.
6.2 Sifat Kayu Sebagai Material Bahan Konstruksi
Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat
umum, yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut
antara
lain ; Kayu merupakan sumber kekayaan alam bisa digunakan sebagai bahan
baku untuk konstruksi atap. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan kemajuan teknologi, kayu
sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang lain Kayu tidak
mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan
lain.misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan
terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar
seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini
tidak dipunyai oleh bahan–bahan baja, beton, atau bahanbahan lain yang
bisa dibuat oleh manusia. Konstruksi atap kayu mempunyai sifat-sifat
yang menarik, meskipun ada juga rintangannya karena tradisi tukang kayu.
Untuk mengenal dan menentukan suatu jenis kayu, dapat dilihat dengan
memperhatikan sifat-sifat kayu seperti kulit, warna kayu teras, arah
serat dan sebagainya. Dan jenis kayu yang biasa digunakan untuk
konstruksi atap kayu adalah jenis kayu kamfer, jati, bengkirai, keruing dan mahoni.
6.3 Bagian-Bagian Dari Atap
Bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar kebanyakan juga menentukan arah bangunan.
Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.
Garis
penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis
pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Harus
sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi juga datar.
Jurai
luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tipis atap
sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan ke luar.
Jurai
dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis
tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan ke dalam.
Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih.
Bubungan
penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu.
Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya.
Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
Gording
membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap,
reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul
kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan
arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi
gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording
harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda
sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan-
bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil
WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan
dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya
pergerakan.
Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording
kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan
lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5
m.
Gording
dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki
panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal
sekitar 0,5 cm.
Sagrod
adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua
ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser
(diperpanjang/diperpendek).
Usuk
berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya
ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang
maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu
dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan
gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor
dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
Reng
berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar
3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng
tidak digunakan.
Reng
akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan
dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak
menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).
Penutup
atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama
kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan
air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih
dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes,
kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
6.4 Atap Sebagai Komponen Bangunan Fungsi Konstruksi Atap
Arti
dan fungsi konstruksi atap ialah sdbagai pelindung manusia terhadap
cuaca. Dinding dapat ditinggikan. Tetapi tidak mungkin menghapuskan
atap, kenapa kita kehilangan tujuan suatu bangunan. Sebuah bangunan
dibagi-bagi oleh atap menjadi rumah, menjadi bagian rumah, menjadi
volume yang jelas, menjadi kesatuan yang dapat diidentifikasi. Atap
memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
Ø Melindungi bangunan dari sinar panas matahari atau pun cuaca.
Ø Mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah
Ø Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman.
Ø Perlindungan bagi penghuninya.
Atap
miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan, oleh karena itu
kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Seng
danpenutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan yang
rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan
penutup atap jenis kecil sepertigenteng dan sirap mempunyai kemiringan
yang tinggi untuk mengalirkan air hujan. Bentuk atap miring ini terdiri
dari beberapa macam antara lain pelana, limas ataupun tajuk.
Bentuk-bentuk ini dapat dikombinasikan sehinga membentuk bentukan yang
unik. Pemilihan bentuk juga harus dikaitkan dengan sistem lain termasuk
penghawaan dan pencayaan bangunan.
6.5 Jenis Kayu Yang Sering Dipakai Di Bangunan Gedung
1. Kayu Jati
Kayu
jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling
indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu
ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Kayu jati
juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon
Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang
ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan
jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia,
terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda
sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum
Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari
TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati
selain dari 2 daerah tersebut.
Harga
kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati,
ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan
seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Contoh
Finishing: Teak Oil, Politur, NC Lacquer, Melamin, Poly Urethane (PU)
a. Finishing Natural Transparan ( Coklat Terang kekuningan)
Tujuan: menonjolkan semua kelebihan kayu, mengekspose keindahan serat kayu jati benar-benar terpilih.
Kualitas kayu jati: hanya memilih serat lurus dan serat mahkota tidak ada mata sehat, mata mati, putih, doreng
b. Finishing Melamin Natural Terang (Coklat terang kekuningan)
Menonjolkan serat dan penampilan natural kayu, dengan mengekspose keindahan serat kayu jati secara alami
Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota ada mata sehat, tidak ada putih, doreng, dan mata mati
c. Finishing Melamin Natural Gelap (Coklat gelap kehitaman)
Menonjolkan serat kayu jati natural, dan, menutupi kekurangan kayu seperti putih dan doreng dengan warna gelap.
Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota ada mata sehat, putih, doreng halus , tidak ada mata mati
d. Finishing Cat
Menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan semua kelebihan dan kekurangan serat kayu
Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota ada mata sehat, putih, doreng tebal, mata mati.
Gambar : Jati Serat Lurus
Gambar : Jati Serat Mahkota
Gambar : Jati Ada Mata Sehat
Gambar : Jati ada Putih / Sapwood
Gambar : Jati Mata Mati
Gambar : Jati Doreng
2. Kayu Merbau
Gambar : Kayu Merbau
Kayu
Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang
disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis
terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon
Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu
merbau kami berasal dari Irian/Papua.
3. Kayu Bangkirai
Gambar : Kayu Bangkirai
Kayu
Bangkirai juga termasuk jenis kayu kuat dan keras. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai
adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi
dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi
kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering
digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu
bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai
banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.
4. Kayu Kamper
Gambar : Kayu Kamper
Di
Indonesia, kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan
yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati
dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah
sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela.
Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena
tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu
lebar dan tinggi. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper
dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5. Kayu Kelapa
Gambar : Kayu Kelapa
Kayu
kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang
baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari
pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.
Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu
kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata
kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh
subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa
umumnya berwarna terang.
7. RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pemakaian Rangka Atap Baja Ringan
untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini semakin popular.Secara
tinjaun mekanika teknik, rangka atap baja ringan adalah suatu struktur
yang tidak bisa dirancang dan dibangun asal asalan tanpa hitungan dan
desain teknis tertentu. Kegagalan struktur kemungkinan akan terjadi bila
desain dan perhitungan teknis diabaikan Archdesg-G
Gambar : Rangka Atap Baja Ringan
Ø Sistem rangka atap baja ringan.
Konsep
rangka merupakan satu unit kesatuan sistem terintegrasi secara
struktural. Sehingga dibutuhkan hitungan atau desain yang secara
mekanika teknis mampu mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut.
Rangka baja atap ringan ini terbuat dari bahan dasar baja yang dilapisi
oleh seng atau aluminium. Property mekanika teknis idealnya tidak kurang
dari 550 Mpa.
Ø Bahan pelapis yang digunakan untuk Rangka Baja Atap Ringan, yakni Zinc (seng) dan aluminium.
Pelapis
aluminium mempunyai sifat tahan karat yang lebih bagus dibanding
pelapis seng, dimana pelapisan dengan seng oleh masyarakat umum sering
disebut galvanis. Bahan pelapis baja galvanis harus jauh lebih tebal
untuk menyamai ketahanan karat yang sama terhadap bahan pelapis
Aluminium. Mutu pelapis aluminium mempunyai ketahanan karat 4x lebih
lama bila dibandingkan dengan pelapis seng untuk ketebalan yang sama.
Ø Tidak semua rangka baja atap ringan dipasaran telah mempunyai sistem atau spesifikasi dan uji lab.
Ø Properti atau sifat mekanika teknis Rangka Atap baja ringan
Rangka
baja ringan sangat tipis kurang dari 1mm bila dibandingkan dengan baja
biasa, tujuannya untuk memudahkan dalam perakitan dan konstruksi, tetapi
properti kekuatan tariknya cukup tinggi 550 Mpa.
Struktur
Rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup dan jurai
dalam untuk mencegah tampias. Dimana kuda kuda merupakan struktur utama
dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang
kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan
diterima,demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Dimana besar
beban terdiri dari beban rangka sendiri, beban genting yang digunakan,
dan beban angin.
Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm.
7.1 Kelebihan dan kekurangan Rangka Atap Baja Ringan
a. Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
Ø Beban
yang ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah, karena rangka
baja ini secara keseluruhan lebih rendah dari rangka kayu.
Ø Bila terjadi kebakaran maka rangka baja bersifat tidak membesarkan api dibandingkan dengan kayu.
Ø Rayap atau hewan pemakan kayu lainnya buka lagi merupakan ancaman bagi rangka baja.
Ø Baja relatif tidak mengalami penyusutan atau perubahan bentuk lainnya dibandingkan dengan kayu.
Ø Ramah lingkungan. Pemakaian baja sebagai pengganti kayu maka akan mengurangi penggundulan hutan atau penebangan pohon.
Ø Lebih
mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi
(seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
Ø Konstruksi atap baja stabil dan aman
Ø Menggunakan tumpuan sendi dan roll
Ø Prefabrikasi perkomponen
Ø Atap baja Tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban
Ø Atap baja Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
Ø Atap baja Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
8. PERBANDINGAN
RANGKA ATAP KAYU, BAJA RINGAN DAN BAJA KONVENSIONAL
Di bawah ini kami mencoba
membandingkan rangka atap yang sering dipasang di rumah-rumah atau konstruksi
bangunan yang ada dilapangan. Kami membandingkan rangka atap kayu, rangka atap
baja ringan dan rangka atap baja konvensional.
8.1 Rangka Atap
Kayu Borneo/Meranti
Ø
Pada awalnya kayu lebih murah berkisar Rp.100.000,-/m2
Ø
Pemasangan memerlukan waktu yang sedang
Ø
Tidak tahan rayap/kumbang
Ø
Tidak bisa untuk bentang yang besar
Ø
Beban struktur tingkat sedang
Ø
Perlu perawatan dalam jangka waktu tertentu
Ø
Untuk keperluaan ramah lingkungan kurang mendukung
sebab penebangan hutan bisa merusak lingkungan
Ø
Pada umur yang sama kira-kira 15 tahun jadi lebih
mahal sebab ada biaya perawatan penggantian sebagian material kayu, sehingga
biaya atap kayu menjadi dua kali biaya awal.
8.2 Rangka Atap Baja Ringan
Ø
Biaya terpasang atap baja ringan termasuk kelas menengah
mulai Rp.125.000,-/m2
Ø
Pemasangan atap baja ringan sangat cepat dibandingkan
atap yang lain
Ø
Tahan terhadap rayap/kumbang
Ø
Bentang bebas bisa sampai 16 m'
Ø
Beban struktur baja ringan lebih ringan jadi untuk
beban struktur dibawahnya dapat lebih hemat
Ø
Tidak perlu perawatan sebab baja ringan sudah tahan
karat
Ø
Lebih ramah lingkungan sebab bahan baku baja ringan
tidak merusak hutan
Ø
Pada umur kira-kira 15 tahun atap baja ringan
dibanding kayu jadi lebih murah sebab tidak ada penggantian rangka atap
8.3 Rangka Atap Baja Konvensional
Ø
Biaya terpasang paling mahal dibandingkan dengan
rangka atap yang lain
Ø
Tahan rayap/kumbang
Ø
Bentang bebas dapat sampai jarak yang lebih jauh.
Untuk konstruksi pabrik lebih cocok dipakai rangka atap ini.
Ø
Beban struktur lebih berat dibadingkang dengan rangka
atap yang lain
Ø
Perlu perawatan sebab baja ini bisa timbul karat,
jangka waktu tertentu diperlukan pengecatan ulang agar tidak terjadi karat
Ø
Bahan baku berasal dari biji besi jadi tidak merusak
hutan
Ø
Sampai umur 15 tahun bahan baku atap baja konvensional
ini tetap paling mahal dibandingkan dengan bahan atap kayu ataupun atap baja
ringan
Untuk bisa menghemat biaya gedung-gedung dengan desain atap yang mempunyai bentang bebas yang besar maka perpaduan antara baja konvensional dengan atap kayu atau atap baja ringan. Melihat venomena saat ini perpaduan atap baja konvensional dengan atap baja ringan sudah umum dilaksanakan dan ini merupakan solusi paling ideal untuk bangunan-bangunan dengan bentang bebas yang besar dan memakai atap genteng.
SUMBER : http://ahluldesigners.blogspot.com/2012/05/struktur-atap.html
Komentar
Posting Komentar